74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Warga dan Orang Tua Siswa Keluhkan Menu MBG

Warga dan Orang Tua Siswa Keluhkan Menu MBG 


BANYUMAS - Program Pemerintah pusat melalui Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilaksanakan di seluruh provinsi dan kabupaten kota termasuk di wilayah Banyumas, Jawa tengah  untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah  menuju Indonesia 2045.

Akan tetapi, dalam kenyataannya, pengawasan serta kualitas distribusi menu MBG jadi sorotan warga dan orang tua siswa.

Sejumlah orang tua siswa mengeluhkan menu makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, beberapa waktu yang lalu. 

Para orang tua siswa melihat sendiri menu makanan kurang layak konsumsi serta adanya upaya tekanan kepada warga yang mengkritisi hal tersebut. 

Ari (30), salah satu orang tua siswa warga desa Rancamaya Cilongok, mengatakan saat pulang sekolah anaknya sering membawa makanan MBG yang tidak dimakan karena mencium bau kurang enak. 

“Anak saya itu kritis, kalau bawa makanan dari sekolah dan tidak suka, pasti dibawa pulang. Setelah saya cicip, ternyata ayamnya bau, kadang buahnya juga busuk,” ujar Ari pada hari Kamis16 Oktober 2025.

Ari sangat khawatir kondisi anak-anak kecil yang tidak memahami kualitas makanan bisa langsung memakannya tanpa menyadari kondisinya.

“Anak-anak kelas satu dan dua kan belum paham. Kalau dikasih makanan, pasti dimakan saja. Pernah waktu itu menu telur balado, malah banyak anak yang diare,” pungkas Ari.

Selain Ari, juga ada orang tua siswa lainnya yang bernama Andi (35), mengeluhkan kondisi menu makanan. 

Andi mengungkapkan pelaksanaan program MBG di salah satu penyedia Satuan Pengawasan Pemenuhan Gizi (SPPG) di desa Gunung Lurah malah merugikan para siswa.

“Niatnya bagus, tapi pelaksanaannya ala kadarnya. Kadang lauknya gak layak, buahnya busuk. Padahal ini program besar dari pemerintah untuk anak-anak kita menuju Indonesia Emas,” jelasnya.

Tidak hanya itu,  Andi juga menyayangkan adanya dugaan upaya tekanan kepada warga yang ingin menyampaikan kritik.

“Istri saya dan tetangga itu sering takut ngomong di grup. Katanya kalau protes, nanti dicoret dari bantuan sosial. Bahkan pernah ada yang diancam mau dilaporin ke aparat,” terangnya.

Sedangkan warga lainnya, Ririn, juga mengaku pernah mendapat pesan bernada kurang pas dari pihak yang diduga pengelola dapur MBG.

“Saya sempat diperlakukan kasar lewat chat, pakai kata-kata yang tidak pantas. Begitu saya posting di status, malah ramai,” kata Ririn.

Adanya keluhan tersebut, direspon Alfiatun Khasanah, anggota DPRD Kabupaten Banyumas dari Fraksi Gerindra, yang meminta pihak pengelola SPPG agar tidak mengintimidasi masyarakat dan menjalankan program sesuai pedoman teknis.

“Saya tidak rela program bagus seperti MBG ini dirusak oleh oknum yang mencari keuntungan pribadi. Tolong taati SOP dan juknis supaya tujuan program tercapai,” ucap Alfiatun.

Alfiatun juga mengimbau agar pengelola dapur meminta maaf kepada masyarakat jika terbukti lalai.

“Kalau memang salah, ya akui dan minta maaf. Jangan justru menyakiti masyarakat dengan kata-kata kasar dan intimidasi,” tegasnya.

Tambah, Alfiatun, bahwa dirinya akan terus menjalankan fungsi pengawasan terhadap program MBG di daerah pilihannya tersebut. 

“Program ini sangat dibutuhkan masyarakat, terutama di wilayah timur Banyumas. Jangan sampai semangat pemerintah untuk menyehatkan anak bangsa justru terciderai karena ulah segelintir pihak,” pungkasnya.(Mar) 
0

Posting Komentar