74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Lulut Ardianto, Mahasiswa Fakultas Hukum Unsoed, Tampil Memukau sebagai Dalang Muda Lakon "Bimo Ngaji"

Rektor Unsoed, Prof. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr., IPU., ASEAN Eng, serahkan wayang Lakon "Bimo Ngaji"  kepada dalang muda Lulut Ardianto, Mahasiswa Fakultas Hukum Unsoed (Foto Humas Unsoed Purwokerto)


PURWOKERTO - Lulut Ardianto, mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto tampil memukau sebagai Dalang Muda dengan lakon "Bimo Ngaji" dalam acara rangkaian perayaan Dies Natalis Unsoed ke-62 yang digelar pada Sabtu, 25 Oktober2025 di halaman Kantor Pusat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa tengah. 



Lulut Ardianto, Mahasiswa Fakultas Hukum Unsoed, Tampil Memukau sebagai Dalang Muda Lakon "Bimo Ngaji"  (Foto Humas Unsoed Purwokerto)


Pria kelahiran 16 Januari 2008 tersebut membuktikan bahwa kecintaannya pada seni tradisi tidak luntur di tengah kesibukan akademis di bidang hukum. 

Lulut Ardianto, adalah seorang mahasiswa Fakultas Hukum Unsoed angkatan tahun 2025, berhasil memukau penonton dengan kemampuannya mengolah sabetan wayang. 

Meskipun kedua orang tuanya, berprofesi sebagai wirausaha dan bukan dari latar belakang seniman pedalangan, Lulut menemukan panggilan jiwanya pada wayang. 

"Pertama sih karena senang ya. Sering nonton wayang, terus jadi tertarik,” kata Lulut. 

Perjalanan Lulut dalam dunia pedalangan dimulai sejak ia duduk di kelas 7 SMP. Ia belajar dan mengasah kemampuannya di bawah bimbingan Pak Dalang Sikit di Cilacap. Meskipun jadwal manggungnya tidak selalu setiap bulan, ia tergolong dalang muda yang sudah berpengalaman, pemah tampil di berbagai lokasi di kabupaten Banyumas, Cilacap, dan Purbalingga. 

Komitmen Melestarikan Wayang di Tengah Modernitas 

Menariknya, Lulut memiliki visi yang jelas mengenai masa depannya. Ia bertekad untuk tetap menekuni dan melanjutkan kegiatan pedalangan seiring dengan pendidikannya di bidang hukum. “Tetap menekuni, tetap lanjut di pedalangan. Tapi tetap juga di pendidikan hukum juga tetap," tegas Lulut. Ia berangan-angan untuk menjadi seorang profesional hukum sambil terus aktif sebagai dalang. 

Dalam pesannya kepada generasi muda, Lulut mengajak untuk lebih mencintai warisan budaya sendiri: 

“Kalau bukan kita, khususnya orang Jawa siapa lagi yang akan melestarikan budaya khususnya wayang kulit. Sering-seringlah nonton dan resapi nasihat yang ada dalam pagelaran, nanti lama-lama pasti akan menyukai.” terang Lulut. 

Lulut juga mengingatkan bahwa Wayang Kulit sejatinya merupakan sumber pelajaran hidup yang berharga. "Wayang itu pengajaran hidup. Kayak kehidupan asli di dunia sebenarnya, cerita ceritanya,' tutupnya. 

Kehadiran Lutut Ardianto sebagai dalang dalam Dies Natalis ke-62 Unsoed ini menjadi simbol suksesnya regenerasi seniman dan bukti nyata bahwa seni tradisi dapat terus hidup dan berkembang di kalangan akademisi muda. 

Rektor Unsoed, Prof. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr., IPU., ASEAN Eng, berharap semangat pelestarian budaya ini terus menyebar dan menginspirasi mahasiswa lainnya.(Marnoto) 

Sumber: Humas Unsoed Purwokerto

Posting Komentar

Posting Komentar